Skip to main content

Mukmin Janganlah Berputus Asa


Ketika petaka tiba menghampiri tak kunjung usai, ketika doa-doa angkat bala tak urung terlihat akan segera memperoleh jawabnya, disini kepercayaan sedang memainkan perannya, apakah kepercayaan yang berpengaruh sampai memberi ketegaran kah? atau kepercayaan ringkih yang tak mempunyai kegunaan sampai malah menambah rasa derita dihati?

Inilah saat-saat dimana seorang mukmin takkan kehilangan harapannya, tetap terus memanjatkan doa-doa, bersabar tak pernah berfikir untuk berputus asa, meski bala kian menjadi-jadi, meski keadaan tak lagi terkendali.

Tapi bagaimana sebenarnya ia dapat setenang itu? Bisa tetap percaya pada doa-doanya? kenapa? ya! alasannya ia tahu betul hikmah dibalik semua ini, bahwa apapun yang terjadi tetaplah Allah Ta’ala yang lebih tahu apa yang terbaik baginya dikala ini.

Dan alasannya memang dapat jadi juga sebenarnya Allah hanya sedang menguji khusus kesabaran dan keimanannya, alasannya sejatinya petaka dari Allah itu bagi seorang mukmin bukanlah sebuah bentuk eksekusi maupun adzab namun hanyalah sebuah ujian semata, menguji sejauh apa batas kesabarannya, sedalam apa kepercayaan itu menghujam didalam hatinya dan seberapa besar rasa ketergantungannya kepada Allah Ta’ala.

Maka barangsiapa yang beranggapan bahwa doa itu wajib segera dikabulkan dan ia menggerutu dan mengeluh kalau doanya telat atau tak kunjung dikabulkan, maka sungguh sebenarnya orang yang ibarat ini ialah hamba yang lemah imannya, mengapa? alasannya bagaimana dapat dia merasa wajib atas Allah untuk segera mengabulkan permintaannya? seperti ia sedang menuntut hak atau upah dari Allah atas apa yang ia kerjakan, lupakah ia gotong royong dirinya hanyalah seorang hamba, dan seorang hamba tiada mempunyai hak untuk menuntut-nuntut sesuatu.

“Doa itu senantiasa akan dikabulkan selama ia tak membarenginya dengan perbuatan dosa ibarat memutus tali silaturrahim, dan tidak tergesa-gesa, maka beliaupun ditanya apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa itu wahai Rasulullah? Beliau pun menjawab: “yaitu perkataan: saya sudah terus berdoa dan berdoa namun tetap saja tak kulihat doaku dikabulkan, ia terus menggerutu sampai lalu tak pernah berdoa lagi. (HR.Muslim)

Sahabat,bagaimana tercelanya perbuatan ibarat ini? tak beradab kepada-Nya. sesungguhnya tak pantas untuk merasa bahwa petaka terus-terusan menerpa, menggerutu dan tak ridho atas ketetapan-Nya. memang sesungguhnya engkau sedang ditimpa cobaan, namun hakikatnya kalau mau mengubah sudut pandang maka sebenarnya kita sedang beribadah kepada-Nya dengan sabarmu, daripada menentukan menggerutu lalu berputus asa.

Rahmat Allah itu luas! Lazimi doa dengan terus mengupayakan yang terbaik dari keadaan yang ada, alasannya hasil takkan mengkhianati usaha!


Sumber http://www.rumahyatimindonesia.com/
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar