Filsafat
PENDAHULUAN
Filsafat yaitu hasil kecerdikan pemikiran seorang insan yang mencari kebenaran dan hakikat segala sesuatu. Dengan kata lain ilmu yang mencari hakikat kebenaran dalam segala sesuatu. Sedangkan ilmu-ilmu selain filsafat, bergerak dari tidak tahu kepada tahu, dan ilmu filsafat sendiri bergerak dari tidak tahu kepada tahu selanjutnya kepada hakikat
Filsafat tidak berbeda dengan ilmu-ilmu lain dalam obyek yang di selidikinya yaitu mengenai yang ada : manusia, alam, dan Tuhan. Filsafat tidak sanggup didefinisikan, di konsep, dan di pahami, kalau tidak melahirkan
- Ketakjuban
- Ketidakpuasan
- Hasrat bertanya
- Keraguan
PEMBAHASAN
Beberapa pengertian Filsafat
Filsafat banyak mempunyai arti sebagaimana filsuf menggunakannya. Beberapa definisi antara lain :
• Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap wacana seluruh realitas.
• Upaya untuk melukiskan hakikat realitas selesai dan dasar serta nyata.
• Upaya untuk memilih batas-batas dan jangkauan pengetahuan: sumbernya, hakekatnya keabsahannya, dan nilainya.
• Penyelidikan atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh banyak sekali bidang pengetahuan.
• Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu dan melihat apa yang dikatakan oleh individu.
• Menurut Aristoteles pythagoras. Dia menemukan bahwa insan sanggup dibagi iga tipe: mereka yang menyayangi kesenangan, mereka yang menyayangi kegiatan, dan mereka yang menyayangi kebijaksanaan. Tujuan kebijaksanaan dalam pandangannya menyangkut kemajuan menuju keselamatan dalam hal keagamaan.
• Seperti Socarates menganggap pengetahuan wacana diri sendiri, melalui pencapaian kejelasan konseptual, sebagai fungsi filsafat.
• Bagi plato, obyek filsafat yaitu inovasi kenyataan atau kebenaran mutlak (keduanya sama dalam pandangannya ), lewat dialektika.
• Aristoteles mengetengahkan bahwa filsafat berurusan dengan penelitian sebab-sebab dan prinsip-prinsip segala sesuatu, dalam arti ini, filsafat kelihatannya identik dengan totalitas pengetahuan manusia. Tetapi dalam disiplin filsafat pada umumnya terdapat dalam disiplin lain. Filsafat pertama, yang ia namakan juga ”teologi” . Ini menyangkut prinsip-prinsip dan sebab-sebab terakhir, yang mencakup wangsit Tuhan, prinsip segala prinsip dan lantaran segala sebab.
• Dalam pemikiran Yunani kuno pernah filsafat dibentuk praktis. Filsafat dari Kirene, Hegesias misalnya, berkeyakinan bahwa filsafat berfungsi mengajarkan car menghindari penderitaan. Banyak kaum Epikurean menganut pandangan yang sama. Kaum Stoa menganggap perolehan apathia (ketenteraman batin) sebagai tujuan filsafat.
• Neoplatonisme percaya bahwa tujuan filsafat ialah bersekutu dengan Yang Ilahi.
• Pada periode pertengahan filsafat dianggap mengganggu kehidupan iman, kecuali diabdikan dengan teologi. Iman mesti mendahului akal. Dengan demikian teologi membawa kita kepada titik dimana kecerdikan tidak lagi berfungsi. Bagi Descrates, filsafat merupakan perbentangan atau penyikapan kebenaran terakhir. Titik tolaknya ditemukan dengan mendesak keraguan hingga ke batasnya, dan tersingkaplah batas itu, yakni kepastian wacana eksistensi sendiri.
• Locke beropini bahwa filsafat menuntut suatu analisis ide-ide yang memenuhi pikiran kita. Dalam analisis ini ide-ide dikupas supaya terungkap unsur-unsurnya.
• Saint Simon yakin, filsafat menjadi alat pengharmonisan dunia.
• Hegel beropini bahwa filsafat bertugas mendeduksi kategori-katagori. Maksudnya ide-ide pokok untuk penafsiran hakikat semua hal. Dalam filsafat melalui sejarahnya menghadirkan kebenaran mutlak dalam bentuk mutlak.
• Nietzsche yakin misi pribadinya ialah berfilsafat dengan palu. Menurutnya, menghilangkan pengertian-pengertian yang sudah lama dalam dirinya merupakan kebaikan yang positif.
• Husserl memahami filsafat sebagai analisis fenomenologis yang dimaksudkan untuk menemukan esensi-esensi dalam pengalaman.
• Bergson mengutarakan bahwa filsafat pada pokoknya merupakan disiplin intuitif, lantaran kecerdikan memfalsifikasikan kenyataan. Kendati demikian, kalau dinamisme intuisi diberikan peranan sentral, maka hakikat statis kecerdikan kan mempunyai kegunaan dalam memperkirakan apa yang akan dicapai secara intuitif.
• Pada hematnya Cassirer, filsafat bertugas menelusuri perkembangan bentuk simbolis dalam semua bidang pemikiran sebagai ungkapan kemanusiaan.
• Schlick menemukan dua kiprah untuk filsafat. Pertama, eksplorasi kecerdikan ilmu pengetahuan . Kedua, pemurnian bahasa filosofis.
• C.D Broad membedakan antara filsafat spekulatif dan filsafat kritis. Menurutnya, ia sendiri bertugas menguraikan banyak alternatif problem-problem pokok. Jadi, memberi sumbangan kepada bidang filsafat kritis.
• Pada ekonomis Heidegger, filsafat bertujuan menemukan kembali makan being, suatu warisan yang menurutnya dianut oleh filsafat Yunani kuno dulu.
• Wittgenstein pada awalnya memandang filsafat sebagai analisis wisdom bahwa “filsafat yaitu penyakit yang disembuhkan ”, tapi kemudian ia melihat bahwa filsafat mempunyai peranan dalam menganalisis kelompok-kelompok konsep.
• Ryle melihat fungsi filsafat sebagai analisis category mistakes (kekeliruan katagori). Menurutnya, banyak filsuf jatuh kedalam category mistakes ini.
- Filsafat klasik
Disebut falsafah klasik lantaran falsafah yang di bangunnya bisa menguasai sistem pengetahuan alam pikiran barat kurang lebih dua ribu tahun. Filsuf klasik muncul berusaha untuk membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan yang waktu itu mengalami pendangkalan dan lemahnya tanggung jawab insan lantaran efek negatif dari para filsuf aliran sofisme.
Adapun yang dimaksud para filsuf klasik yaitu Socrates, Plato, Dan Aristoteles.
1. Socrates
Socrates hidup sezaman dengan aliran sofisme, ia populer sebagai orang yang berbudi baik, jujur dan adil. Penyampaian pemikirannya memakai metode tanya jawab, lantaran banyak menarik simpati masyarakat sekitarnya. Namun metode tersebut sebagian masyarakat yang ada pada zaman Socrates kurang disenangi dengan menuduh Socrates sebagai orang yang merusak moral masyarakat di Negerinya. Selain itu ia dituduh menolak dewa-dewa atau Tuhan-tuhan yang telah diakui negara.
Adapun falsafah Socrates ia menyatakan adanya kebenaran obyektif dengan memakai metode dialektika, metode ini sangat mudah yang di implementasikan lewat percakapan, dan menganalisis pendapat-pendapat individu .
2. Plato
Dalam pemikiran Plato ia memperkuat pendapat gurunya Socrates dalam menghadapi kaum sofisme. Pemikiran falsafah plato, dunia lahir yaitu dunia pengalaman yang selalu berubah-ubah dan warna-warni, semua itu hanyalah bayangan dari dunia idea, hakekatnya tiruan dari dunia idea, lantaran itulah dunia pengalaman berubah-berubah , lantaran merupakan tiruan yang tidak tepat dari dunia idea . Dunia idea mempunyai tingkatan sendiri, diantaranya idea yang tertinggi yaitu idea kebaikan, dibawahnya idea jiwa insan yang menggerakkan dunia, dan idea keindahan yang melahirkan seni, ilmu, pendidikan, dan politik.
3. Aristoteles
Dalam dunia filsafat Aristoteles populer sebagai bapak logika. Logikanya disebut tradisional lantaran nantinya akan berkembang apa yang disebut kecerdikan modern. Logika Aristoteles sering disebut kecerdikan formal. Mayoritas kaum sofisme menganggap bahwa insan tidak akan bisa memperoleh kebenaran, akan tetapi Aristoteles menyatakan bahwa insan bisa sanggup mencapai kebenaran dengan metafisisnya.
- Filsafat Pertengahan
Pada zaman periode pertengahan sanggup dikatakan sebagai periode kegelapan, lantaran berdasarkan pendekatan sejarah gereja. Pada ketika itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia, sehingga insan tidak mempunyai kebebasan untuk membuatkan potensi yang ada dalam dirinya. Apabila terdapat pemikiran yang bertentangan dengan fatwa gereja orang yang mengemukakannya tersebut akan menerima eksekusi berat. Pihak gereja melarang adanya penyelidikan-penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu kajian terhadap agama yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan menerima larangan yang ketat.
Sedangkan ciri-ciri pemikiran filsafat barat periode pertengahan yaitu
- Cara berfilsafat dipimpin oleh gereja
- Berfilsafat dalam lingkungan fatwa Aristoteles
- Berfilsafat dengan proteksi Augustinus dan lain-lain
- Filsafat periode modern
Ketika di dunia barat sudah biasa membagi tahapan sejarah pemikiran menjadi tiga periode
- Zaman kuno (ancient), berdasarkan mereka zaman ini terdapat kemajuan manusia.
- Zaman pertengahan (medical), zaman ini alam pemikiran didominasi oleh gereja, kebebasan berpikir sangat terbatas, dan perkembangan sains sangat sulit serta perkembangan filsafat terhambat.
- Zaman Modern, yakni zaman setelah zaman periode pertengahan berakhir hingga sekarang.
Zaman modern sangat di nanti-nanti oleh banyak pemikir manakala mereka mengingat zaman kuno ketika peradaban begitu bebas, pemikiran tidak ditekan diluar dirinya. Ciri-ciri filsafat modern antara lain menghidupkan kembali rasionalisme keilmuan subyektifisme (individualisme), humanisme dan lepas dari efek atau dominasi agama (gereja). Menurut J. burekhardt konsep sejarah pemikiran yang merujuk kepada periode yang bersifat individualisme, kebangkitan kembali kebebasan berpikir sebagai periode yang dilawankan dengan periode periode pertengahan
Persamaan Definisi Filsafat Berbagai Zaman
Pada zaman periode klasik dan pada periode pertengahan berdasarkan penulis tidak ada persamaan akan tetapi, pada zaman klasik dan zaman modern terdapat persamaan pemikiran, yaitu sama-sama mewujudkan pemikiran filsafat yang bersifat positif untuk membangkitkan dunia pemikiran filsafat menyerupai rasionalisme, subyektivitsme, dan individualisme .
Perbedaan Pemikiran Filsafat Dalam Tiga Periode
Dunia filsafat pada periode klasik sejalan dengan periode modern mempunyai satu tujuan yaitu, menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran yang rasionalis berdasarkan empiris yang bersifat positif. Namun pada periode pertengahan, pemikiran filsafat vacuum yang terdominasi oleh fatwa teologis (gereja) dan kebebasan berpikir sangat terbatas, perkembangan sains sangat sulit serta perkembangan filsafat terhambat.
KESIMPULAN
Memahami filsafat tidak hanya mengetahui asal permintaan dan arti istilah yang dipakai , melainkan juga harus memperhatikan konsep dan definisi yang diberikan filsuf berdasarkan pemikiran mereka masing-masing. Akan tetapi perlu dikatakan bahwa konsep dan definisi yang diberikan filsuf tidak sama.
Konsep atau gagasan dan definisi filsafat yang begitu banyak tidak perlu untuk di bingungkan , bahkan sebaliknya justru menunjukkan betapa luasnya samudera filsafat , sehingga tidak terbatasi oleh sejumlah batasan yang akan mempersempit ruang gerak filsafat. Perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan dalam dunia pemikiran filsafat baik dari segi zamannya itu merupakan suatu keharusan bagi filsafat , lantaran kesamaan dan kesatuan pemikiran serta pandangan justru akan mematikan dan menguburkan filsafat untuk selama-lamanya.
DAFTAR PUSTAKA
Syadali Ahmad, Mudzakir. Filsafat Umum. CV Pustaka Setia: Bandung, 2004
Bagus Lorens, Kamus Filsafat. PT Gramedia pustaka Utama : Jakarta, 2002