Skip to main content

Meraih Nirwana Dengan Memaafkan








Suatu ketika para sahabat sedang berkumpul di sekitar Rasulullah SAW, mereka melihat suatu pemandangan yang aneh. Tiba-tiba saja mereka melihat Nabi SAW tampak bersedih dan mata dia berkaca-kaca seolah akan menangis. Tetapi tidak berapa usang kemudian, tampak wajah dia berbinar-binar gembira, bahkan dia tertawa sehingga kelihatan dua gigi seri beliau.
Para sahabat penasaran, tetapi mereka aib untuk bertanya, hingga risikonya Umar yang memang cukup kritis, berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang menciptakan engkau tampak menangis, lalu tertawa??” 
Nabi SAW tersenyum melihat wajah-wajah para sahabat yang tampak keheranan sekaligus penasaran. Kemudian dia berkata, “Sungguh ditampakkan kepadaku suatu pemandangan di dikala ditegakkan pengadilan Allah (yakni, yaumul hisab, hari perhitungan) …..!!”
Kemudian dia menceritakan, bahwa ada dua orang dari umat dia yang menghadap Allah SWT. Salah satunya mengadukan temannya, ia berkata, “Wahai Allah, ambilkanlah untukku, kedzaliman yang dilakukan saudaraku ini (padaku)!!”
Maka Allah berfirman kepada orang yang mendzalimi tersebut, “Berikanlah kepada saudaramu kedzalimanmu itu (yakni kebaikannya, untuk menebus kedzaliman yang telah dilakukannya dikala di dunia kepada saudaranya itu)….!!”
“Wahai Rabbi, bagaimana saya bisa melakukannya sedangkan saya tidak (lagi) mempunyai kebaikan sedikitpun!!” Kata Lelaki yang dzalim itu. 
Allah berfirman kepada lelaki yang menuntut tersebut, “Bagaimana engkau meminta darinya, sedangkan ia tidak mempunyai lagi kebaikan sedikitpun…!!”
“Diambilkan dari keburukan-keburukanku, ya Allah, dan pikulkanlah kepada dirinya…!!”
Memang menyerupai itulah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, dosa atau kedzaliman yang bekerjasama dengan insan (termasuk hutang), tidak cukup hanya dengan bertobat kepada Allah. Harus diselesaikan (dihalalkan) dengan mereka ketika masih hidup di dunia. Jika tidak, kejadiannya akan menyerupai yang diceritakan Nabi SAW tersebut di atas. 
Ketika melihat pemandangan itulah Nabi SAW merasa bersedih dan hampir menangis melihat keadaan umatnya yang memilukan tersebut. Reaksi dia yang menyerupai itu dilihat oleh para sahabat tanpa tahu penyebabnya. Kemudian Nabi SAW bersabda, “Itu yaitu hari yang agung, di mana pada hari itu setiap orang membutuhkan adanya orang lain yang sanggup memikul kesalahan-kesalahannya….!!”<;br />
Tak usang lalu Nabi SAW meneruskan dongeng beliau, bahwa dalam keadaan menyerupai itu, Allah SWT berfirman kepada lelaki yang mengajukan tuntutan, “Angkatlah kepalamu, dan lihatlah!!”

Lelaki tersebut mengangkat kepalanya dan ia melihat pemandangan yang menakjubkan, bila kini ini bisa digambarkan menyerupai melihat tayangan televisi raksasa, yang membuatnya terpana kagum. Ia berkata, “Ya Rabbi, saya melihat kota-kota yang bangunannya bertatahkan perak dan emas. Untuk nabi yang manakah ini? Untuk orang setia yang manakah ini? Untuk orang syahid yang manakah ini??”
Allah berfirman, “Itu semua untuk orang yang bisa membayar harganya!!”
“Siapakah yang bisa membayarnya, ya Allah?” Tanya lelaki itu.
“Engkau bisa membayarnya!!”
“Dengan apa saya harus membayarnya, ya Allah?”
“Dengan memberi maaf kepada saudaramu!!” 
Segera saja lelaki penuntut tersebut berkata, “Ya Allah, saya telah memaafkan dirinya!!”
Dalam riwayat lain disebutkan, sesudah lelaki itu memaafkan temannya, Allah berfirman kepadanya, “Gandenglah tangan saudaramu itu, dan ajaklah ia masuk ke nirwana yang telah menjadi milikmu tersebut!!”
Ketika melihat pemandangan tersebut, Nabi SAW menjadi bangga dan dia tertawa sehingga terlihat dua gigi seri beliau, reaksi yang dilihat oleh para sahabat tanpa mereka mengetahui penyebabnya. Selesai menceritakan semua itu, Nabi SAW bersabda, “Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah korelasi antara kalian. Sesungguhnya Allah menghubungkan antara orang-orang mukmin…!!”

Sumber http://www.rumahyatimindonesia.com/
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar